TABANAN - Tanah Lot Art and Food Festival dihidupkan kembali setelah sebelumnya sempat terhenti akibat pandemi Covid - 19. Festival ini dibuka kamis 22 Juni 2023 yang merupakan tanda bangkitnya pariwisata di Tabanan dan Bali.
Dimana event ini menonjolkan keunggulan budaya dan kearifan lokal Tabanan yang merupakan basis keunggulan.
Baca juga:
Saat ku Pergi, Single Terbaru Band Stinky
|
Wakil Bupati Tabanan, I Made Edi Wirawan mengatakan event ini didominasi oleh lebih dari 90% potensi lokal Tabanan.
" Ada seni, kuliner hingga kerajinan, " sebutnya.
Dengan mengusung tema,
“Sunset in Paradise”
Festival ini sangat relevan dengan arah pembangunan pariwisata Bali sesuai Dengan Visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali yaitu pariwisata berbasis budaya yang berkualitas dan bermanfaat.
Acara ini berlangsung mulai 22 hingga 25 Juni 2025, dengan menargetkan tak hanya masyarakat Tabanan, dan wisatawan lokal maupun mancanegara, namun agar festival budaya ini bisa semakin dikenal dan mendunia dengan memanfaatkan 3 panggung utama yang dikelilingi oleh stand makanan khas Tabanan dan sekitarnya.
" Panorama alamnya yang indah, tentu ini sangat tepat menjadi ajang memperkenalkan budaya "
Pameran kuliner, jajanan khas Tabanan, pementasan dan beragam hiburan digelar di sepanjang Kawasan DTW Tanah lot yang bisa dikunjungi mulai pukul 10.00 Wita pagi hingga 22.00 Wita malam hari.
Baca juga:
Serah Terima Jabatan Danrem 052/Wijayakrama
|
" Tetap dibutuhkan kerja keras, kreatifitas dan inovasi - inovasi baru agar kunjungan wisata bisa meningkat "
Menemui I Putu Toni Wirawan selaku asisten DTW Tanah Lot menyebutkan bahwa festival ini ditinjau langsung oleh Edi Wirawan.
" Wakil Bupati langsung meninjau kuliner dan UMKM yang ada "
Ia juga menerangkan makanan tradisional yang ditampilkan seperti timbungan ikan, jaje karut dan laklak kuwir.
" Seperti babi guling, kelepon semua itu kita tampilkan merupakan kuliner khas dari Tabanan. Kita menampilkan keunikan sendiri di festival Tanah Lot kali ini "
Kearifan lokal Tabanan selain kuliner yang ditampilkan di festival ini, ia menyebutkan seperti bojog-bojogan sambuk yang merupakan ukiran dari batok kelapa.
" Ukiran ini diukir menyerupai bojog atau kera, itu yang kita tampilkan. Ini dari dulu sudah terkenal kesenian seperti itu "
Data statistik saat ini kunjungan tertinggi berasal dari negara eropa dan India ada beberapa dari china juga tapi hanya beberapa saja.
" Untuk tamu china hanya couple dan keluarga saja, dulu memang didominasi oleh China untuk tamu domestik yang mengunjungi tanah lot kebanyakan dari Jakarta dan Surabaya dari sumatera juga ada tapi sedikit "
Ia berharap tahun depan kita dapat membuat festival seperti ini kembali. (Ray)